Mati adalah kepastian yang semua orang yakin bahwa satu saat akan terjadi pada dirinya. Setiap kita pasti mati. Pertanyaannya adalah kemana kita setelah mati? Benarkah mati merupakan akhir dari segalanya? Sayangnya rekan kita yang sudah mati tak pernah kembali ataupun mengirim kabar mengenai apa yang terjadi di sana. Atheis tidak meyakini kehidupan setelah mati. Tentu saja ini beresiko jika ternyata neraka bagi atheis sebagaimana diberitakan agama itu benar benar ada. Bagi yang belajar agama, Islam, Kristen atau Yahudi, keberadaan Surga dan Neraka adalah kepastian. Yang membedakan adalah kepercayaan mengenai kriteria orang yang masuk surga. Kepercayaan yang salah pasti membuat kita tertipu. Mana informasi yang benar mengenai surga dan neraka? Apakah informasi dari ajaran Yahudi, Nasrani atau Islam?
kenapa ini penting? karena Hidup hanya sekali. dan jika sudah mati tak pernah kita bisa kembali untuk mengambil "jalan" kedua atau ketiga. Jadi Mau Kemana Setelah Anda Mati? Kita hanya bisa menentukannya jika kita bisa memastikan mana yang valid informasinya, Yahudi, Nashrani, atau Islam.
Jika saja setiap orang boleh mengulang hidupnya sampai tiga kali (seperti UMPTN). Barangkali orang bisa nyoba dulu agama Yahudi. Setelah mati ternyata apa yang diajarkan Yahudi salah. Keempatan kedua dipakai untuk memilih agama Kristen, begitu seterusnya sampai menemukan ajaran yang benar. Tapi hidup hanya sekali jadi pilihan yang salah akan sangat ber resiko.
Antara Atheisme dan Agama
Sebenarnya tak ada satupun hujjah atheisme yang sanggup meyakinkan orang bahwa hidup sesudah mati itu tak ada. Bahkan kalau mau jujur sang atheis juga tidak yakin dengan penyangkalan yang dia lakukan. Tapi yakin atau tidak yakin akan adanya akhirat, kedua opsi tersebut tidak mempengaruhi performa seseorang di dunia sebagaimana yang disangka oleh atheis. Meskipun mereka menganggap agama sebagai racun bagi manusia, kenyataannya banyak orang yang "theis" dan dia justru mencapai performa dunia yang gilang gemilang. contohnya, Muhammad, Yesus, Ummar bin Khattab, Alexander The Great, Umar bin abdul Aziz, Shalahuddin al Ayyubi. Sementara itu jika akhirat itu kelak sudah benar benar terjadi maka amat celakalah orang yang menganggapnya tak ada. Jadi atheis sudah pasti tak dapat akhirat, sementara theis punya kesempatanyang sama dengan atheis untuk dapat dunia dan masih punya harapan besar diakhirat.
Memilih Agama Yang Benar
Siapa saja yang bersungguh sungguh menuju jalan Tuhan, pasti Dia menunjuki jalan itu. Tuhan telah menciptakan manusia, memberikan kehidupan dan kemudahan, jika manusia ingin sungguh sungguh mengenal Tuhannya, sesungguhnya Dia telah mengkaruniakan mata, telinga, dan akal untuk berfikir, kemudian Dia menurunkan keterangan mengenai "DiriNya" melalui Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad.
Telaah kritis atas ajaran orang orang "hebat" ini pasti mengantar para filsuf sampai pada kemantapan hati mereka tentang Tuhan. Sayangnya dari hasil kajian sejarah, buku buku ajaran Ibrahim, Musa dan Isa tidak lagi bisa ditemukan versi aslinya. Beberapa penelitian internal yang dilakukan sarjana terhadap bible dan taurat justru memperkuat kenyataan bahwa telah banyak perubahan dan tambahan yang terdapat di dalamnya bahkan cukup banyak dari tambahan tersebut yang kontradiktif. Seseorang bisa saja merujuk bible sebagai guidance dalam usahanya mengenal Tuhan akan tetapi merujuk pada kitab bible yang sudah diteliti dan di marking oleh ahli sejarah bible tentu lebih mudah. Semacam mengolah data, mesin pengolah akan lebih efektif bekerja ketia data yang masuk sudah lebih dulu disortir dengan ketelitian yang memadai.
Tanpa bermaksud mengunggulkan Islam,..... Quran merupakan satu satunya buku tentang Tuhan yang masih terjaga otentisitasnya, sama persis dengan yang dihafal oleh Muhammad dan murid muridnya kala itu (coba cek artikel tentang sejarah pembukuan Quran). Quran adalah ajaran Tuhan yang disampaikan pada manusia melalui Jibril (Malaikat), melalui Muhammad. Quran ini dihafal keseluruhannya oleh Muhammad dan murid2nya. Setelah Muhammad meninggal, karena khawatir makin sedikit orang yang hafal Quran, akhirnya Quran pun dituliskan dan dibukukan. Tak satupun sejarawan modern yang meragukan keaslian Quran. Oleh karenanya Quran menjadi "jalan" termudah untuk mengenal Tuhan yang masih terus dibingungkan dan didefinisikan nafsi nafsi oleh para filsuf.
Ada yang mengatakan agama bertentangan dengan sains, itu hanya berlaku pada ayat ayat tambahan yang ada dalam bible maupun Taurat. Tapi kalau kita merujuk Quran, tak akan pernah seseorang mendapati ayat yang bertentangan dengan sains modern.
Beberapa statement Tuhan dalam Quran diantaranya adalah ,
"Inilah buku yang tak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang yang bakal pasti sampai pada Tuhannya"
"Dan sekiranya Quran ini datang bukan dari Tuhanmu, tentu kamu temukan didalamnya banyak pertentangan antar ayat"
"Dan jika kamu masih ragu tentang Quran yang Aku turunkan atas hambaku (Muhammad), maka buatlah satu surat saja yang setara(qualitasnya) dengan Quran, dan serulah penolong2mu untuk membantu membuatnya, jika kamu memang orang yang benar,.... kemudian jika kamu tak dapat membuatnya, dan pasti kamu tak kan dapat melakukannya (karena kualitasmu tak kan mungkin menyamai Tuhan yang menciptakanmu),..maka hendaklah kamu takut akan neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, yang dikhususkan bagi orang yang mengingkari ayat ayat Tuhan (Quran)"
0 komentar:
Posting Komentar