Satu hal yang cukup menarik dari Al Quran tertera dalam ayat 2 Surat Al Baqarah yang berbunyi:
"Dzalika al kitab, laa roiba fii hi, hudan li al muttaqiin"
(Inilah kitab, tak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi al muttaqin). Kata "laa roiba fii hi" (tidak ada keraguan padanya) menjadi sangat menarik terutama bagi para ilmuwan yang pernah menulis buku. Diantara lautan buku yang ada di dunia ini hanya ada satu buku yang mencantumkan pernyataan semacam ini, bahwa buku tersebut sempurna tanpa ada kesalahan dan keraguan. dan buku itu adalah Al Qur'an, Buku Ajaib Yang Tidak Diragukan Kebenarannya. Bagaimana penjelasannya?
Ayat ini memberitahukan pada pembaca bahwa kitab yang sedang dibacanya (Al Quran) adalah kitab yang kebenarannya tidak diragukan, pasti benar, tidak mengandung kesalahan. Lazimnya kita baca sebuah buku ilmiah biasanya pengarang buku merendah dengan mengatakan,”….buku ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan,…….. dst. Namun al Quran sangat berbeda. Bukannya merendah, Sang Pengarang justru mengumumkan mengenai kesempurnaan karangannya, dengan kalimat yang tegas,”Inilah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya,..” Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa Pengarang bukan sembarang pengarang. Bahkan dalam beberapa ayat lain Allah “sang pengarang” Quran ini, menantang manusia yang meragukan kebenarannya
“,….sekiranya Quran datang bukan dari sisi Allah, tentu kalian dapati banyak pertentangan di dalamnya,….”
“…..dan jika kalian dalam keraguan atas (Quran) yang Kami turunkan pada hamba Kami (muhammad), maka buatlah satu surat saja yang semisal (setara) dengannya, dan serulah penolong penolongmu selain Allah, jika kalian memang orang yang benar,…”
Ada yang bertanya,”Bukankah saat ayat ini turun, Al Quran belum berbentuk kitab?” Memang benar wahyu Al Quran yang diterima Rasulullah bukan berupa mushaf Quran seperti yang kita pegang sekarang. Bahkan tidak juga berupa tulisan pada lembaran (sukhuf). Rasulullah menerima wahyu Quran berupa ayat ayat yang dihafal. Membaca Quran pada saat itu bukanlah membaca tulisan, melainkan melafalkan kembali bacaan yang sudah dihafal. Jika demikian apa yang dimaksud ‘kitab ini’ dalam ayat di atas? Yang dimaksud adalah Al Quran yang berada di Lauh Mahfudz sebagaimana disebut dalam surah al Buruuj
Bal hua al qur’anun majid, fii lauhin mahfudz
Dari pengertian di atas beberapa ulama mendeskripsikan perbedaan makna antara kitab dan mushaf
“hudan li al muttaqin”artinya “petunjuk bagi al muttaqin” kata hudan merujuk pada arti pedoman hidup, kiat kiat, prinsip hidup, yang akan membawa orang yang mempraktekkannya menjadi sukses, selamat, menang, berhasil, tidak kalah, tidak rugi.
Dengan demikian ayat 2 Al Baqarah ini bermakna sbb: Inilah Quran yang kebenarannya tidak diragukan, yang menjadi pedoman hidup, prinsip hidup bagi orang muttaqin
Kemudian siapakah yang disebut Al Muttaqiin? Dalam terjemahan biasanya dituliskan al mutaqin = orang yang bertaqwa. Namun sebenarnya penjelasan mengenai al muttaqiin ini ada pada ayat ayat berikutnya. Lihat artikel "Kiat Sukses Dunia Akhirat - Al Muttaqin"
0 komentar:
Posting Komentar