"Saya ikut lebaran hari ini saja ah soalnya Mekah juga lebaran hari ini!" demikian beberapa orang memberikan alasan "syar'i" mengenai keputusan berhari raya (penentuan tanggal 1 Syawal). Tak kurang seorang Master jebolan IAIN ada juga yang mengatakan demikian. Tetapi sangat mengejutkan ketika seorang anak SD nyeletuk,"Emangnya kita ini hidup di Mekah atau di Indonesia?,.....Kan antara kota Jakarta dan Riyadh itu beda 4 jam?.... bukankah dalam waktu 4 jam itu bulan sudah bergerak naik dari ufuk setinggi 2,0833 derajat? Mungkin di Jakarta bulan tidak terlihat, tapi 4 jam kemudian di Riyadh sudah bisa terlihat," Wah, wah,....diajarin anak SD pula kita nih? Jadi Kenapa Mekah Lebih Duluan Hari Raya Idul Fitri? Berikut ini penjelasannya
Misalkan waktu diamati di Jakarta posisi bulan tepat di cakrawala atau nol derajat, maka 4 jam kemudian ketika diamati dari Riyadh, bulan tersebut sudah bergerak naik dari ufuk setinggi 2,0833 derajat. view the following picture
Gambar pertama:
Asumsikan pengamatan bulan di Jakarta (J) pada tanggal 29 (hari Senin sore)
Posisi bulan segaris dengan posisi matahari tenggelam (sudut 0 derajat), maka pada hari berikutnya (Selasa sore) tanggal 30, bulan terlambat 50 menit dibanding matahari. Artinya matahari sudah tenggelam di garis horison, sedangkan bulan masih di atas horison dengan ketinggian 50 menit.
Kalau dihitung derajat sama dengan 50/60 X 15 = 12,5 derajat
Hari berikutnya bertambah 12,5 lagi menjadi 25 derajat, kemudian 37,5 derajat dan seterusnya sampai kembali lagi segaris dengan posisi matahari
(jika dalam sehari 24 jam, bulan tertinggal dari matahari sejauh 12,5 derajat maka dalam 4 jam (selisih waktu jakarta riyadh) bulan tertinggal sejauh (12,5 X 4/24) atau sama dengan (12,5 dibagi 6) hasilnya adalah 2,0833.
Jadi dalam 4 jam bulan tertinggal dari matahari sejauh 2,0833 derajat sebagaimana terlihat dalam gambar kedua berikut ini:
Gambar kedua adalah pengamatan di Jakarta pada tanggal 29 Senin sore jam 18.00 WIB.
Posisi bulan segaris dengan posisi matahari (Riyadh masih siang jam 14.00 waktu Riyadh)
Empat Jam Kemudian Riyadh baru dapat melakukan Rukyat. Dalam selang waktu 4 jam tersebut bulan sudah tertinggal dari matahari sejauh 2,0833 derajat sebagaimana gambar berikut:
Gambar ketiga adalah pengamatan di Riyadh 4 jam kemudian setelah pengamatan di Jakarta (Riyadh jam 18.00 dan Jakarta sudah malam jam 22.00) pada saat pengamatan di Riyadh ini posisi bulan tidak lagi segaris dengan matahari tetapi tertinggal (di sebelah atas) dari matahari yang sedang terbenam di garis horison. Ketinggian bulan dari horison adalah sebesar 2,0833 derajat.
Dalam Ilustrasi diatas, Ahli Rukyat di Jakarta tidak melihat hilal sedangkan ahli rukyat di Riyadh sudah bisa melihat karena tinggi bulan dari horison sudah lebih dari 2 derajat. Dengan demikian umat di Arab Saudi Selasa sudah Hari Raya, sedangkan Muslim di Jakarta berhari raya pada hari Rabu
Biasanya ada usul ”cerdas” bagaimana kalau batasan tinggi bulan dari horisonnya diperbesar misalnya sampai 5 atau 6 derajat? Dengan begitu selisih 2 derajat tidak membuat Riyadh jadi berbeda dari Jakarta. Benarkah?
Tidak demikian. Berapapun angka derajat yang disepakati hasilnya akan begitu juga. Misalnya disepakati 5 derajat. (artinya kalau tinggi bulan belum 5 derajat maka esok masih bulan lama). Jika kasus yang terjadi dilapangan persis seperti asumsi dalam ketiga gambar di atas memang Riyadh dan Jakarta jadi sama karena tinggi bulan pada pengamatan di Riyadh hanya 2 derajat (tidak sampai lima).
Persoalan jadi beda kalau pada pengamatan di Jakarta tinggi bulan mencapai 4 derajat maka ketika diamati di Riyadh bulan sudah naik lagi menjadi 4+2 = 6 derajat. Artinya Jakarta masih bulan lama, Riyadh sudah bulan baru.
Blog walking sob
BalasHapuspenjelasan brilian nih?
BalasHapusustadz lulusan mana sih? pinter amat?
artikelnya bagus bos....sangat bermanfaat untuk menamabah pengetahuan kami trims ya..?
BalasHapusIslam sudah go internasional umat islam ada dibelahan bumi manapun. Mekah itukan pusat ibadah umat islam kenapa kita tidak jadikan acuan untuk penentuan penanggalan hijriyah, kan aneh Alloh satu, matahari satu, bumi satu dan bulanpun satu tapi dalam satu hari tanggal berbeda wollohualm bisoab
BalasHapuspenentuan waktu sholat ditentukan oleh Jam matahari,..
HapusKalo di Indonesia Jam 4 sore di Makkah baru Jam 12,..
Kalo di Indonesia HarusnYa sholat Asar,..
Apakah Harus mengikuti Makkah Sholat Dzuhur,..
So jangan asal mengglobalKan deh tanpa ilmu,..
kalo mau jadiin mekkah sebagai acuan, maka pergantian awal hari pun harus dari mekkah, jadi kalau sekarang di mekkah hari jum'at, maka besoknya baru indonesia masuk hari jumat.
Hapusjarak waktu antara melihat hilal dan sholat ied ada jeda waktu sekitar 12 jam, dari sekitar jam 18.00 sampai dengan jam 06.00 pagi. apakah dalam jeda waktu itu tidak diperbolehkan apabila kita juga mengikuti daerah di sebelah barat kita yang nyata-nyata telah melihat hilal. toh, sholat ied tidak dikerjakan pada saat kita melihat hilal itu kan ? akan tetapi dikerjakan esok paginya ?
BalasHapusini sudah jaman milennium, IT dan komunikasi sudah sangat maju, sehingga rasanya aneh juga ketika besok pagi kita tidak sholat ied padahal kita mengetahui kalau malam ini jam 22.00 daerah di sebelah barat kita sudah mengumumkan hari raya jatuh hari ini, bukan besoknya. sementara kita tetap bersikukuh bahwa besok masih puasa, padahal jelas nyata-nyata kita tahu di malam ini sudah ada daerah yang melihat hilal...... dan sholat ied tidak dikerjakan malam ini, tetapi dikerjakan besok pagi....
BalasHapusHA HA HA Emang inilah Indonesia negara yang senang bikin sensasi, ya ma'lum kepemempinan yang dibangun atas dasar ... uang ... penuh korupsi kebijakannya banyak yang ngaco.
BalasHapusAda dua cara dalam metode rukyah ada metode rukyah global seperti yang di tulis di artikel ini, ada juga metode rukyah regional (setiap daerah tidak harus sama dengan daerah lainnya). semua cara benar, yang tidak boleh adalah berpuasa pada saat tgl 30 (karena tgl keraguan) dan hukumnya haram, jadi boleh saja lebaran tgl 31 tapi gak boleh puasa tagl 30.
BalasHapusDalil'a apa tgl 30 Ъ boleh puasa?
HapusAnda org yg plinplan y,..
HapusDari mana ada bulan keraguan,.
Apa islam mengajarkan keraguan,..
Padahal sudah di jelaskan dlm alquran,.
Bahwa tidak ada keraguan padanya,..
Knp hra ragu,..
Ingat firman allah,.
Ku jadikan kiblat agar kamu tdk berselisih paham,..
Y jd kita itu hrs ikut kiblat,.
Kiblatnya dimana,.?
Y di mekah,..
Jd metodr hanya 1 yg benar,..
Bukan smw benar,.
Kan sudah d jlaskan kita hrs ikut kiblat agar tdk berselisih paham.
Jd ga da yg perlu di ragukan lg,..
ini namanya pembodohan umat T_T
BalasHapusJadi sebenarnya Lebaran hr Rabu nih? Aku bingung sih kalo masalah perhitungan Bulan XDDDD. Mohon jawabannya ya...
BalasHapusbukannya harusnya peredaran bulan lebih cepet daripada matahari, secara jarak bulan - bumi lebih dekat daripada jarak matahari - bumi. Apalagi bulanlah yg mengelilingi bumi, bisa lebih cepet lagi. Kayaknya perhitungan yang berdasar pendapat anak SD ini, relatif terhadap pergerakan benda langit
BalasHapusArtikel ini hanya bersifat lokalan, padahal Hadist nabi tentang saksi melihat hilal berlaku secara internasional karena Islam adalah agama Internasional,
BalasHapusharus konsisten juga karena semua fihak yakin hilal terlihat di Indonesia sedikit terlambat dari mekkah di tgl 29, maka untuk orang yang lebaran di tgl 31, pd tanggal 30 mereka masih berpuasa padahal bulan sudah syawwal, maka sangat jelas ini adalah pembodohan.
Pernah suatu ketika Nabi dan umat islam di Madinah tidak melihat hilal pada malam tanggal ke 30 akhirnya Nabi dan para sahabat puasa tanggal ke 30 tersebut tapi saat siang menjelang sore hari ada utusan dari negri syam (syiria) bahwa di negri SYAM terlihat hilal setelah di sumpah utusan tersebut maka Rosululloh memerintahkan kepada umat islam di madinah dan sekitarnya agar membatalkan puasa kemudian Beliau mengatakan sholat iednya esok hari yaitu tanggal 2 syawal. Inilah bukti baha islam itu bukan LOKAL tapi INTERNASIONAL
BalasHapusassalamu'alaikum, maaf saudaraku, klau boleh tau yg saudara sampaikan apakah ada dasarnya, atau hanya pernah dengar cerita, atau tepatnya ada dalilnya, siapa yang meriwayatkannya, lagian saudara menyampaikan nya disini dengan menyembunyikan diri, ga pake nama jati diri, jadi saya anggap HOAX. demikian
Hapuswassalamu'alaikum
Kalau anda ingin tahu di muka bumi ini yang puasanya 30 hari hanya 4 negara
BalasHapusAda baiknya sebelum komentar masalah rukyat sebagaimana diangkat dalam artikel di atas, setiap orang hendaknya baca dulu tentang detil peredaran bumi bulan dan matahari. Artikel ini merupakan salah satu yang paling bagus. Perbedaan mencolok antara dunia islam di masa nabi dengan masa sekarang adalah masalah penyebaran kaum muslimin. @anonim kedua diatas saya,.. syam dan madinah hanya berbeda garis bujur sebesar 3 derajat sehingga batas penanggalan hijriyahnya sama. Banyak yang tidak tahu bahwa batas penanggalan hijriyah selalu bergerak (tidak tetap pada garis bujur tertentu) sementara batas penanggalan masehi tetap berada di hawai. inilah sebenarnya akar permasalahannya. buat penulis, teruslah berkarya. anda sangat berani berfikir dan menulis, saya pikir anda seorang akedemisi atau doktor barangkali?
BalasHapusArtikel yang bagus. Sayangnya di Mekkah tanggal 29 Agustus 2011 itu posisi bulan bukan 2.0833 derajat, tetapi 0.5 derajat. Kenapa? Karena bulan bergerak sinusoidal. Pada saat bulan bergerak ke barat, sewaktu mencapai Mekkah (siang), sore menuju malam dia bergerak terus ke barat daya (ke arah Selatan).
BalasHapusPerhatikan kurva kenampakan hilal http://moonsighting.com/1432shw.html
Kalau bulan bergerak datar, bukan sinusoidal maka anda benar, ketinggian di Mekkah mencapai 2.08333 derajat. Tapi yang terjadi tidak demikian. Oleh karena itu banyak sekali perdebantan antara kalangan astronom Arab Saudi, terhadap penetapan idul Fitri 2011 ini. Seharusnya dengan ketinggian hilal 0.5 derajat itu mustahil bulan bisa dilihat.
Lebih jauh jika anda tertarik mengamati pergerakan bulan yang sinusoidal itu bisa mendownload software ini: www.fourmilab.ch/homeplanet
artikel dan comment-2nya sangat baik. menambah wawasan dan dalam semangat ukhuwah. yang diperlukan mnrt saya adalah kesepakatan dunia islam internasional ttg penanggalan hijri ini dengan Makah sbg pusat. dg demikian mengacu kepada riwayat nabi yang batal puasa krn ada yg melihat hilal di syiria bs sbg dasar bhw mmg sehrsnya dunia islam menjadi satu sedunia (ummatan wahidah). kalau lokal begini trs, maka sellu ada perbedaan. seolah-2 kita di indonesia ada di planet lain... krn punya waktu yg beda sedri dr masy islam dunia
BalasHapustp skrg knp hari raya idul adha bisa bersamaan?sdngkan idul fitri bisa beda 1 hari,inipun kalau qt tinjau dr prhitungan d atas.
BalasHapusinilah islam..biarpun berbeda asalkan tuhannya Allah rukun islam dan iman sama no probelm...
BalasHapusAllah aja menyediakan 7 pintu surga buat orang beriman yang masuk surga...
dan sudah skenario Allah islam memiliki banyak perbedaan di dbawah kesamaan tuhan...yaitu Allah Swt.
manusia di cipttakan berbangsa - bangsa besuku - suku yaitu untuk dapat saling mengenal..
lha kalau idul fitri kita gak boleh ikut yang di mekkah, trus kalo idhul adha kok kita selalu ikut mekkah, seharusnya idul fitri dan idul adha juga harus ikut mekkah
BalasHapusartikel yang baguss!
BalasHapusmenambah pengetahuan....
Kerenn...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHahhhahaaa.... mari jangan hanya terhanyut satu... Jebakan ilmiyah
BalasHapus"anak SD" tsb diatas saja, krn.. Tetap belum menjawab pertanyaan :
kenapa klu idul adha, atau taun baru Hijriyyah.. Ngga dibikin puyeng.. Yah
para petinggi MUI manut2 saja dg jadwal nya saudi. Untung ja imam ka'bah
nngga usil dg kelakuan MUI yg semi-semi mencla mencle gini.
@yudha joe nedd:
BalasHapusPenentuan awal bulan hijriyah dengan rukyat memang hanya diperintahkan oleh Rasulullah SAW terhadap bulan Ramadhan, Syawwal, dan Dzulhijjah. Didalamnya ada ketentuan ibadah yang TERKAIT WAKTU. Bulan yang lain memang nggak perlu dibikin puyeng. Khusus Dzulhijjah, sebagian ulama memang mensyaratkan bersamaan dengan Saudi, karena ada ibadah Puasa Arofah yang juga TERKAIT TEMPAT, tidak hanya terkait waktu. Sekalipun istilah "bersamaan" ini bisa jadi justru bias dalam konteks kalender.
Apa dikira jaman Rasulullah belum ada kalender?
Btw mohon bisa memberi sumber yang menyatakan kalo MUI manut Saudi dalam penentuan Idul Adha?
-Zaqi-
begitu ya makanya arab saudi lebih dulu idul fitri.makasih banyak sob
BalasHapus