Salah satu keajaiban terbesar Yesus adalah bahwa dia dilahirkan oleh perawan suci Maria. Keajaiban ini merupakan bukti nyata bagi siapapun bahwa teramat mudah bagi Tuhan pencipta Alam semesta untuk menciptakan manusia dari seorang ibu tanpa bapa, sebagaimana sebelumnya Dia telah menciptakan Adam tanpa bapa tanpa ibu. Namun musuh Yesus berusaha mengkaburkan mukjizat besar ini dengan mengatakan bahwa Yesus bukan anak Maria tetapi anak Yusuf. Yang lebih memprihatinkan adalah bahwa opini tersebut disematkan secara eksplisit dalam bible yang dianggap suci oleh kaum yang mengaku sebagai pengikut Yesus. "And Jesus himself began to be about thirty years of age, being (as was supposed) the son of Joseph, which was the son of Heli," Demikian tertulis dalam injil (Lukas 3 : 23). Bagaimana ini bisa terjadi?
Diantara kitab-kitab perjanjian lama maupun baru hanya Lukas dan Matius yang mencantumkan silsilah Yesus. Jika Lukas mengatakan bahwa "Yesus anak Joseph bin Heli", pembaca bible berharap Matius menyebut Maria sebagai garis keturunan Yesus. Beberapa pendeta menyandarkan pendapatnya dengan cara ini, dengan mengemukakan Matius 1 : 16 "And Jacob begat Joseph the husband of Mary, of whom was born Jesus, who is called Christ.
Nama Maria (Mary) disebut dalam ayat tersebut tetapi coba perhatikan arah penisbatan keturunan yang dilakukan oleh penulis injil Matius, perhatikan frasa "Jacob begat Joseph the husband of Mary" yang mengarahkan garis keturunan kepada bapaknya Joseph bukan bapaknya Mary.
Untuk menyatakan bahwa Yesus memiliki garis keturunan Maria (Mary) seharusnya yang dicantumkan adalah nama Maria, bapaknya Maria, Kakeknya Maria dst. Jadi semestinya Matius 1: 16 berbunyi "And someone begat Imran the father of Mary, of whom was born Jesus,..." atau lebih singkat ,"And Imran begat Mary, of whom was born Jesus,...."
Dengan paradigma ini seharusnya redaksi Lukas 3:23 berbunyi demikian ,""And Jesus himself began to be about thirty years of age, being the son of Mary, which was the son of Imran,"
0 komentar:
Posting Komentar