Yesus Dan Muhammad, adalah Dua Orang Yang Paling Banyak Dicatut Namanya Untuk Kebohongan Publik. Memang dua nama besar itu begitu berpengaruh di dunia saat ini, sehingga para pembohong yang menisbatkan suatu pernyataan kepada dua orang ini akan mendapatkan keuntungan berupa penguatan opini yang bisa mempengaruhi masyarakat. Yang lebih parah adalah bahwa pemalsuan ucapan itu dilakukan dengan menyelipkan menambahkan tulisan dan opini tertentu ke dalam kitab rujukan pokok dari ajaran Muhammad maupun Yesus. Seperti apa kebohongan publik yang dimaksudkan?
Kebohongan Atas Nama Muhammad
Allah Menurunkan Petunjuk (Al Quran) kepada manusia melalui Muhammad. Kalau manusia mau tau seperti apa sih cara melaksanakan Al Quran menjadi amalan kongkrit dalam kehidupan nyata? Maka contoh itu ada dalam perilaku Muhammad serta penjelasan penjelasan beliau mengenai makna suatu ayat Quran, Jadi pedoman utama bagi pengikut ajaran Allah yang dibawa Muhammad adalah:
1. Al Quran (yaitu petunjuk dari Allah melalui Muhammad untuk disampaikan kepada seluruh manusia )
2. Perilaku teladan Muhammad dan Penjelasan Beliau mengenai Ayat Quran (Atau disebut SUNNAH)
Al Quran dihafal semasa hidup Muhammad (sebagian ada yang mencatat secara pribadi) kemudian mulai di bukukan segera setelah Muhammad wafat. Penyusunan mushaf Quran dilakukan dengan mengumpulkan seluruh penghafal Quran termasuk 4 sahabat besar Muhammad yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan ali bin Abi Thalib.
Masa masa itu adalah masa masa awal kemenangan Islam dimana kekuasaan dipegang penuh oleh orang orang terdekat Muhammad yang mengikuti perjuangan Islam sejak awal (assabiqunal awwalun), kemudian orang orang yang merasakan episode exodus dari Mekah ke Madinah (Muhajirin). Pada masa masa seperti ini lingkungan kekuasaan sangat steril dari kaum hipokrit atau munafik. Karena kaum munafik hanya mau masuk islam di saat posisi kaum muslimin sudah mulai unggul.
Itu sebabnya Penyusunan Al Quran menjadi sebuah Mushaf berjalan dengan sangat lancar tanpa penambahan ataupun pengurangan. Proses saling chek dan cross chek dilakukan dengan sangat sempurna oleh orang orang yang kesemuanya mengalami sendiri proses pengajaran oleh Muhammad, saat sat turunnya wahyu dan penjelasan langsung dari Muhammad.
Hal ini rupanya merupakan bukti langsung skenario penjagaan kemurnian Al Quran sebagaimana disebutkan Allah dalam Al Quran, "Inna Nahnu nazalna Adz Dzikra wa inna lahum la khaafidhuun" Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran dan sesungguhnya Al Quran itu benar benar Kami jaga
Berbeda dengan Al Quran penyusunan petuah, nasihat dan penjelasan penjelasan Muhammad (hadits nabi) dilakukan jauh setelah masa masa tersebut. Para penyusun hadits; Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud dan Tirmidzi mereka semuanya hidup di tahun 200 an Hijriyah, atau sama dengan 3 sampai empat generasi. Itu sebabnya dalam setiap hadits selalu tercantum kata kata "disampaikan dari si A, dari Si B dari si C yang mendengar Rasulullah bersabda,......dst) Rata rata ada tiga sampai empat orang penyampai hadits, sejak dari sumbernya yaiotu Rasulullah sampai pada Bukhari sang penyusun hadits.
Masa yang demikian lama menyebabkan kemungkinan masuknya data dan informasi yang salah ke dalam proses penyusunan hadits tersebut. Itu sebabnya ada yang disebut hadits palsu dhaif dan lain sebagainya.
Masuknya Orang orang Munafik ke dalam Lingkaran Kekhalifahan
Hal demikian ini diperburuk dengan mulai masuknya orang orang hipokrit (munafik) ke dalam lingkar kekuasaan kekhalifaan Islam bahkan sampai pada lingkaran yang paling dalam. Masuknya orang orang munafik ini mulai terlihat semenjak Umar bin Khattab terbunuh, kemudian digantikan oleh Utsman bin Affan
Meskipun Utsman bin Affan ini termasuk sahabat Nabi yang kesalihannya tidak tertandingi tetapi sifat halusnya yang cenderung tidak tega membuat kerabat Utsman mulai berani mendekat kepada kekuasaan. Padahal kerabat Utsman banyak yang berasal dari kelompok kaum Thulaqa (yaitu kaum yang ditaklukkan pada peristiwa futuh makkah) Pada saat itu banyak orang masuk islam karena memang tidak lagi punya alasan lain. Islam unggul segala galanya dan menempati kemuliaan yang sangat tinggi di mata massyarakat. pada kondisi demikian baik orang yang yakin atas kebenaran Islam maupun yang tidak dengan mudah merubah penampilan mereka menjadi seorang muslim. Pada saat demikian inilah orang munafik semakin banyak. Tokoh munafik termashur yaitu Abu Sufyan adalah salah satunya.
Pada saat Utsman berkuasa, beberapa dari keturunan kaum Thulaqa ini mulai bisa mendekat dan memperoleh posisi penting dalam kekhalifaan Islam. Yang paling dikanel adalah Muawiyah anaknya Abu Sofyan yang diangkat sebagai Gubernur Damaskus (Syiria)
Ketika Utsman Terbunuh dan digantikan oleh Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah ke 4, proses pembaharuan pemerintahan sukses dilakukan dengan mulus oleh Ali Bin abi Thalib kecuali masalah penggantian Gubernur Damaskus. Muawiyah yang sudah merasa nyaman sebagai penguasa, tidak mau diganti, malah menyerukan penentangan dan pemberontakan terhadap Khalifah
Semenjak pertentangan Politis inilah bertebaran ribuan hadits yang dinisbatkan kepada muhammad yang dipakai untuk mendukung ide kelompok masing masing sekaligus menyudutkan kelompok lawan
Ali Bin Abi Thalib adalah anak didik nabi sejak balita. Keimanan, dan penguasaan Islamnya menjadi yang terbaik dari semua sahabat Muhammad. Kesetiaan dan pengorbanannya terhadap Islam tak pernah ada yang meragukan, bahkan ketiga khalifan sebelumnya menyandarkan nasihat dan petuah strategis Kekhalifaan semuanya merujuk pada Ali bin Abi Thalib.
Disisi lain Muawiyah adalah anak Abu Sofyan (Tokoh munafik) yang masuk Islam karena memang sudah kalah (terpaksa). Muawiyah juga bukan sahabat dekat nabi. dan ddari segi keilmuan jauh berada dibawah para sahabat lainnya. Kesetiaannya kepada Islam juga patut dipertanyakan.
Kemenangan Politik Muawiyah atas Ali Bin Abi Thalib
Setelah terbunuhnya Ali Bin Abi Thalib, Muawiyah menjadi Khalifah tanpa pemilihan.Legitimasi Politik dia dapatkan dengan kelicikan Amr Bin Ash yang terjadi dalam peristiwa Shiffin.
Muawiyah adalah khalifah pertama yang menghalalkan kemewahan bagi pemimpin kaum muslimin. Keempat Khalifah sebelumnya sangat menjaga diri dari kemewahan dan lebih mengutamakan kebutuhan rakyatnya.
Muawiyah pula yang merupakan Khalifah pertama yang bukan Ulama. Sementara dia berkuasa sebagai presiden di Damaskus, para ulama Islam berkumpul di Madinah belajar dan mengajarkan Islam kepada Masyarakat.
Pada masa inilah hadits hadits yang yang secara politis menguntungkan kekuasaan Muawiyah mulai mendapatkan momentumnya untuk menyebar secara lebih leluasa.
(bersambung ke bagian dua)
Berbeda dengan Al Quran penyusunan petuah, nasihat dan penjelasan penjelasan Muhammad (hadits nabi) dilakukan jauh setelah masa masa tersebut. Para penyusun hadits; Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud dan Tirmidzi mereka semuanya hidup di tahun 200 an Hijriyah, atau sama dengan 3 sampai empat generasi. Itu sebabnya dalam setiap hadits selalu tercantum kata kata "disampaikan dari si A, dari Si B dari si C yang mendengar Rasulullah bersabda,......dst) Rata rata ada tiga sampai empat orang penyampai hadits, sejak dari sumbernya yaiotu Rasulullah sampai pada Bukhari sang penyusun hadits.
Masa yang demikian lama menyebabkan kemungkinan masuknya data dan informasi yang salah ke dalam proses penyusunan hadits tersebut. Itu sebabnya ada yang disebut hadits palsu dhaif dan lain sebagainya.
Masuknya Orang orang Munafik ke dalam Lingkaran Kekhalifahan
Hal demikian ini diperburuk dengan mulai masuknya orang orang hipokrit (munafik) ke dalam lingkar kekuasaan kekhalifaan Islam bahkan sampai pada lingkaran yang paling dalam. Masuknya orang orang munafik ini mulai terlihat semenjak Umar bin Khattab terbunuh, kemudian digantikan oleh Utsman bin Affan
Meskipun Utsman bin Affan ini termasuk sahabat Nabi yang kesalihannya tidak tertandingi tetapi sifat halusnya yang cenderung tidak tega membuat kerabat Utsman mulai berani mendekat kepada kekuasaan. Padahal kerabat Utsman banyak yang berasal dari kelompok kaum Thulaqa (yaitu kaum yang ditaklukkan pada peristiwa futuh makkah) Pada saat itu banyak orang masuk islam karena memang tidak lagi punya alasan lain. Islam unggul segala galanya dan menempati kemuliaan yang sangat tinggi di mata massyarakat. pada kondisi demikian baik orang yang yakin atas kebenaran Islam maupun yang tidak dengan mudah merubah penampilan mereka menjadi seorang muslim. Pada saat demikian inilah orang munafik semakin banyak. Tokoh munafik termashur yaitu Abu Sufyan adalah salah satunya.
Pada saat Utsman berkuasa, beberapa dari keturunan kaum Thulaqa ini mulai bisa mendekat dan memperoleh posisi penting dalam kekhalifaan Islam. Yang paling dikanel adalah Muawiyah anaknya Abu Sofyan yang diangkat sebagai Gubernur Damaskus (Syiria)
Ketika Utsman Terbunuh dan digantikan oleh Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah ke 4, proses pembaharuan pemerintahan sukses dilakukan dengan mulus oleh Ali Bin abi Thalib kecuali masalah penggantian Gubernur Damaskus. Muawiyah yang sudah merasa nyaman sebagai penguasa, tidak mau diganti, malah menyerukan penentangan dan pemberontakan terhadap Khalifah
Semenjak pertentangan Politis inilah bertebaran ribuan hadits yang dinisbatkan kepada muhammad yang dipakai untuk mendukung ide kelompok masing masing sekaligus menyudutkan kelompok lawan
Ali Bin Abi Thalib adalah anak didik nabi sejak balita. Keimanan, dan penguasaan Islamnya menjadi yang terbaik dari semua sahabat Muhammad. Kesetiaan dan pengorbanannya terhadap Islam tak pernah ada yang meragukan, bahkan ketiga khalifan sebelumnya menyandarkan nasihat dan petuah strategis Kekhalifaan semuanya merujuk pada Ali bin Abi Thalib.
Disisi lain Muawiyah adalah anak Abu Sofyan (Tokoh munafik) yang masuk Islam karena memang sudah kalah (terpaksa). Muawiyah juga bukan sahabat dekat nabi. dan ddari segi keilmuan jauh berada dibawah para sahabat lainnya. Kesetiaannya kepada Islam juga patut dipertanyakan.
Kemenangan Politik Muawiyah atas Ali Bin Abi Thalib
Setelah terbunuhnya Ali Bin Abi Thalib, Muawiyah menjadi Khalifah tanpa pemilihan.Legitimasi Politik dia dapatkan dengan kelicikan Amr Bin Ash yang terjadi dalam peristiwa Shiffin.
Muawiyah adalah khalifah pertama yang menghalalkan kemewahan bagi pemimpin kaum muslimin. Keempat Khalifah sebelumnya sangat menjaga diri dari kemewahan dan lebih mengutamakan kebutuhan rakyatnya.
Muawiyah pula yang merupakan Khalifah pertama yang bukan Ulama. Sementara dia berkuasa sebagai presiden di Damaskus, para ulama Islam berkumpul di Madinah belajar dan mengajarkan Islam kepada Masyarakat.
Pada masa inilah hadits hadits yang yang secara politis menguntungkan kekuasaan Muawiyah mulai mendapatkan momentumnya untuk menyebar secara lebih leluasa.
(bersambung ke bagian dua)
0 komentar:
Posting Komentar