Kenapa Tuhan Menciptakan Orang Kafir ( Ateis ) ?

"Kalau memang seluruh manusia (turunan Adam) diseru untuk beriman kepada Tuhan, lalu kenapa Tuhan Menciptakan Orang Kafir (Ateis) ?" Pertanyaan ini juga kerap kali dimunculkan dalam obrolan ateisme. Sebagian memperjelasnya dengan pertanyaan balik, “Yang diciptakan Tuhan (sebagaimana dimaksud pertanyaan diatas) itu manusianya atau kekafirannya?” Tentu bukan pada tempatnya kita berdiskusi masalah makna dan maksud kalimat, karena ini bukan kelas filsafat. Hanya saja kerap kali orang menyangka adanya satu permasalahan filosofis yang pelik, padahal yang terjadi sebenarnya hanyalah kesalahan memahami makna kalimat. Sekali kita tahu kesalahan itu, kita akan dapati bahwa sebenarnya tidak ada masalah apapun. Jadi Kenapa Tuhan Menciptakan Orang Kafir (Ateis)? Begini jawabannya:

Pertanyaan seperti itu muncul karena dua anggapan
1.      bahwa orang ateis memang telah ateis sejak diciptakan
2.      bahwa orang menjadi ateis karena Tuhan mentakdirkan hati dan pikirannya sebagai pikiran ateis.

Kedua anggapan ini salah besar. Namun begitu tidak sedikit orang yang mengaku beragama pun memiliki anggapan demikian. Bahkan di masa masa kekuasaan umayyah merebak pemahaman jabariyyah (fatalis) yang mengikuti anggapan semacam ini sembari merujuk beberapa hadits sebagai dasar keyakinan.

Mengenai Jabbariyyah (fatalisme) dan hadits rujukannya tentu lebih tepat jika dibahas tersendiri.

Untuk menjawab pertanyaan utama artikel ini yang perlu dilakukan hanyalah meluruskan pemahaman yang lebih pas atas kedua anggapan di atas dengan penjelasan berikut:

Beriman ataupun kafir bukanlah sebuah kondisi final atau statis, melainkan keadaan yang berproses. Hari ini dia kafir, bisa jadi besok beriman. Hari ini dia beriman bisa jadi besok kafir. Hal ini pula yang membuat beberapa ulama salih menasihati agar tetap tidak sombong terhadap orang kafir karena bisa jadi esok hari orang itu berubah fikiran untuk beriman,lalu mati dalam keadaan beriman sepenuhnya kepada Allah.

Tuhan menciptakan semua bayi di dunia lahir tidak dengan stempel kafir atau beriman. Tuhan menciptakan bayi dalam keadaan fitrah, bersih. Status beriman atau kafir muncul hanya ketika bayi itu sudah beranjak dewasa kemudian berhadapan dengan seruan untuk beriman kepada Allah. kalau dia mengikuti seruan itu maka dia disebut mukmin/mukminin(orang yang beriman), kalau dia menolak maka disebut kafir (orang yang menolak)
Itu artinya Tuhan tidak menciptakan orang-kafir. Tuhan menciptakan manusia beserta kehendak bebasnya kemudian manusia itu diseru/diperintahkan untuk beriman kepada Allah. Ada yang mau nurut ada yang tidak.

Keseluruhan penjelasan ini terkandung dalam ayat Quran
  • Fa alhama ha fujuro ha wa taqwa ha
  • Qod aflakha man zakka ha
  • wa qod khoba man dassaa ha

Maka Aku ilhamkan pada jiwa manusia itu potensi keburukan dan potensi kebaikan (ketakwaan)
Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwanya dengan memupuk mengembangkan potensi takwa dan kebaikannya
Dan sungguh celaka orang yang mengotori jiwanya dengan mengembangkan potensi keburukannya

Ctt: Tuhan yang menciptakan potensinya kemudian manusia diberi kebebasan untuk memilih mengembangkan potensi yang mana sesuai kehendaknya sendiri (bukan kehendak Tuhan)

Lantas apa jawaban pertanyaan utama artikel ini? Kenapa Tuhan Menciptakan Orang Kafir (Ateis)?

Jawabannya: anda salahpaham mas, Tidak pernah Tuhan menciptakan Orang Kafir. Tuhan memang menciptakan orang itu, tapi orang itu menjadi kafir karena pilihan hati dan pikirannya sendiri. Kalau dia mau berubah untuk tidak kafir detik ini juga tentu bisa. Lhoh gimana caranya? Ya gampang, ikuti saja apa saja yang diperintahkan Tuhan dalam Quran beres kan?

(by Adil Muhammad Isa)
Share on Google Plus

About Adil Muhammadisa

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

11 komentar:

  1. bagus artikelnya. blogwalking nih. thanks

    BalasHapus
  2. Manusia dilahirkan dalam keadaan suci, saya rasa semua tahu dan setuju. Cuma ada beberapa pertanyaan yang selama saya belum mendapat jawaban yang memuaskan :
    1. Sewaktu di kandungan, bukankah Allah sudah menentukan takdir manusia? Jadi apapun pilihan manusia setelah dewasa itu sudah tercatat di lauh manfudz?

    2. Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang menjadikannya mukmin, nasrani, yahudi atau majusi?

    3. Jika manusia diberikan kebebasan berkehendak, lalu adakah campur tangan Tuhan?

    BalasHapus
  3. @anonim
    terimakasih kunjungannya dan input tambahan yang diberikan.

    sedikit kita review:
    1 mengenai takdir manusia waktu di kandungan, ada bahasan khusus mengenai takdir. sebagian besar umat memahami secara kurang tepat dalam masalah ini sehingga sengaja ataau tidak muncul beberapa hadits pendukung yang mengarah pada pemahaman jabarriyyah (fatalisme)

    2.Sedikit kita betulkan, ”setiap bayi diciptakan dalam keadaan fitrah, orang tuanya lah yang menjadikan dia yahudi nasrani atau majusi” (dalam kutipan mas anonim ada kata ”mukmin” padahal sumber aslinya tidak ada kata ”mukmin”)

    3. kebebasan kehendak manusia juga akan dibahas khusus dalam kategori takdir. sederhananya: ada bagian yang sudah ditentukan (qodar/kadar/ukuran/proporsi ciptaan)
    ada juga yang manusia diberi kebebasan menentukan(tidak ada campur tangan Tuhan). hal ini tentu bertentangan dengan beberapa hadits tentang takdir. NAH MASALAH INILAH yang akan dibahas rinci dalam masalah takdir

    BalasHapus
  4. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir
    Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
    Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
    Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
    dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
    ...Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku

    BalasHapus
  5. bagus dan sangat menjawab keingin tahuan..

    BalasHapus
  6. AL-QUR'AN ADA DISETIAP PENJURU DUNIA, DAN ADZAN JUGA BERKUMANDANG DISETIAP SUDUT KOTA SAMPAI KE PELOSOK DESA, SEMUA ORG TAU ISLAM, TAPI ORG KAFIR TDK MAU TAU TENTANG ISLAM, TDK MAU MENGAKUI KEBENARAN DGN BERBAGAI MACAM ALASAN..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebaliknya kitab agama lain juga tersebar..apakah orang muslim mau tahu tentang kebenaranya...karena semua kitab mengklaim yang paling benar

      Hapus
  7. [2:269] He grants wisdom to whom He pleases, and whoever is granted wisdom, he indeed is given a great good and none but men of understanding mind.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. QS. An-Nahl [16] : ayat 125
    [16:125] Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

    BalasHapus
  10. asslam,,,
    maaf sebenarnya pertanyaan seperti ini,, bisa mengandung dosa,, tapi wajarlah kita sebagai manusia bertanya seperti ini,
    n apa pertanyaan seperti ini ada jawabanya,,,??

    allahkan maha tahu,,
    pertanyaanya kenapa allah allah menciptakan neraka dan orang orang kafir,,??

    padahal setahu saya dalam surat QS. An-Nisa : 167-169 bahwa orang kafir itu akan kekal di neraka

    BalasHapus