Apa sih bedanya kafir sama atheis? Pertanyaan semacam ini sebenarnya menuntut kita untuk lebih memahami bahwa di alam nyata sebuah kata minimal memiliki dua pengertian yaitu leksikal dan gramatikal. Memang benar hanya dua kata yang dibahas tetapi pada kenyataannya ada 2X2 subyek yang harus di rinci. Arti "kafir" menurut kamus + menurut bahasa, dan arti "atheis" juga menurut kamus + menurut bahasa. Jadi apa sih bedanya kafir dan atheis? Mari kita lihat penjelasannya
Kafir dan Atheis menurut Kamus (Leksikal)
Kita bisa buka wikipedia dan copy paste di sini. Namun sebenarnya banyak sudah yang paham mengenai dua kata ini. Sederhananya sbb:
Kafir = orang yang melakukan penolakan
Atheis = orang yang tidak bertuhan (= not theis)
Merujuk pengertian di atas sebenarnya terlihat jelas bahwa keduanya tidak bisa disamakan. Bahkan dalam Quran bentuk verba dari kafir dinisbatkan pada orang yang beriman:
"wa man yakfur bi at thoghut,... wa yu'min bi Llah,.."
"dan siapa kafir terhadap thoghut,.. dan iman kepada Allah,..."
Artinya kalau kata "Atheis" merujuk pada penafikan Tuhan,.. ..kata "kafir" berhenti pada arti penafikan,.. yang tidak selalu berarti penafikan Tuhan.
Kafir dan Atheis menurut Bahasa (Gramatikal)
Mengenai makna gramatikal ini barangkali saya berbeda dari ahli bahasa. Dalam penggunaan sehari hari kita mengenal kata atheis dan kafir yang merujuk pada sebutan kelompok. Dalam banyak kasus orang menyamakan begitu saja bahwa atheis=kafir adalah dua sebutan untuk satu kelompok yang sama yaitu kelompok orang yang mengingkari adanya Tuhan Pencipta Alam Semesta.
Benarkah demikian? Tidak sepenuhnya salah tetapi perlu dipertajam untuk menghindari kesalahpahaman.
Penggunaan kata atheis dan kafir untuk sebutan kelompok sejatinya membuat orang semakin rumit melihat permasalahannya. Seringkali kita terjebak pada pengkavlingan kelompok seperti misalnya:
Theis=kelompok yang mempercayai Tuhan,.. (Islam, Kristen, Yahudi, Hindu, Budha, Agama Pagan, penyembah berhala dst)
Atheis=kelompok yang tidak mempercayai eksistensi Tuhan
Pengelompokan seperti ini tidak akurat karena kenyataannya ada orang yang masuk dalam kelompok Theis di atas,.. tetapi sebenarnya tidak percaya eksistensi Tuhan
sebaliknya ada orang yang berada diluar kelompok Theis tapi sejatinya hatinya selalu mengatakan bahwa Tuhan benar benar ada
Penggunaan kata kafir lebih bias lagi. Umumnya kaum muslimin memakai kata kafir sebagai negasi dari kelompok Islam. Memang benar bahwa "kafir" = negasi dari "islam" tapi bukan negasi dari "kelompok Islam"
Mengenai makna gramatikal ini barangkali saya berbeda dari ahli bahasa. Dalam penggunaan sehari hari kita mengenal kata atheis dan kafir yang merujuk pada sebutan kelompok. Dalam banyak kasus orang menyamakan begitu saja bahwa atheis=kafir adalah dua sebutan untuk satu kelompok yang sama yaitu kelompok orang yang mengingkari adanya Tuhan Pencipta Alam Semesta.
Benarkah demikian? Tidak sepenuhnya salah tetapi perlu dipertajam untuk menghindari kesalahpahaman.
Penggunaan kata atheis dan kafir untuk sebutan kelompok sejatinya membuat orang semakin rumit melihat permasalahannya. Seringkali kita terjebak pada pengkavlingan kelompok seperti misalnya:
Theis=kelompok yang mempercayai Tuhan,.. (Islam, Kristen, Yahudi, Hindu, Budha, Agama Pagan, penyembah berhala dst)
Atheis=kelompok yang tidak mempercayai eksistensi Tuhan
Pengelompokan seperti ini tidak akurat karena kenyataannya ada orang yang masuk dalam kelompok Theis di atas,.. tetapi sebenarnya tidak percaya eksistensi Tuhan
sebaliknya ada orang yang berada diluar kelompok Theis tapi sejatinya hatinya selalu mengatakan bahwa Tuhan benar benar ada
Penggunaan kata kafir lebih bias lagi. Umumnya kaum muslimin memakai kata kafir sebagai negasi dari kelompok Islam. Memang benar bahwa "kafir" = negasi dari "islam" tapi bukan negasi dari "kelompok Islam"
0 komentar:
Posting Komentar