Dewan Pakar Muhammadiyah telah menetapkan bahwa puasa Ramadhan dimulai pada tanggal 9 Juli 2013, padahal ketinggian hilal pada maghrib 8 Juli 2013 di Yogyakarta hanya berkisar 0,7 derajat, dan dipastikan tidak akan bisa dilihat meski dengan teropong sekalipun. Besar kemungkinan kaum muslimin yang menyandarkan penentuan awal bulan dengan rukyat (pengamatan) akan berpuasa tanggal 10 Juli 2013. Mana yang benar?
Pada hari ke 29 bulan Sya’ban hendaklah kaum muslimin melihat hilal pada saat matahari terbenam. Jika hilal sudah terlihat maka esok hari kita berpuasa jika belum terlihat maka lusa baru mulai puasa. Namun Muhammadiyah telah selesai menghitung dan menetapkan bahwa puasa Ramadhan dimulai pada tanggal 9 Juli 2013 nanti. Apakah mereka tidak melihat hilal dulu saat maghrib tanggal 8 Juli 2013? Dewan Pakar Muhammadiyah mempergunakan metoda perhitungan dengan kriteria Wujudul Hilal, sehingga tidak memerlukan pengamatan lapangan. Banyak pengikut fanatik Muhammadiyah meyakini bahwa metoda ini baku dan telah mencukupi untuk menentukan awal bulan baru dalam kalender Hijriyah, padahal dalam ranah ilmiah sejatinya metoda hisab ini terbuka terhadap penyempurnaan berdasarkan fenomena empiris yang terjadi di lapangan. Memang apa sih yang dimaksud Wujudul Hilal
0 komentar:
Posting Komentar