SYIAH DAN NU Fenomena Resistensi Atas Ajaran Islam


Secara umum orang melihat perbedaan antara Syiah (PERSIA) dan NU (Nusantara). Pusat perkembangan "tradisi"nya juga beda yang satu PERSIA yang satu lagi JAWA. Tapi tahukah anda bahwa Syiah dan NU memiliki respon yang sama terhadap "ARAB" ? Keduanya semakin menunjukkan "ideologi" yang resisten terhadap masuknya Islam ke wilayahnya. 
SYIAH merasa "persianisme" lebih "suci" dari ARAB
NU merasa tradisi Nusantara "lebih berbudaya" dari ARAB
Repotnya mana budaya mana ajaran Muhammad seringkali teramat mudah dikaburkan, dimanipulasikan.
Bagaimana pendapat anda?

Share on Google Plus

About Adil Muhammadisa

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

3 komentar:

  1. Gus Dur bicara mengenai Syiah

    Gusdur berkata: NU itu Syiah Minus Imamah

    Gus Dur bersama Habib Muh bin alwi & Habaib Ahlul Bait.

    “Gus Dur selalu menganjurkan kebaikan kepada kelompok minoritas, termasuk kita yang berpegang pada madzhab Ahlul Bait, Syiah. Kita merasa dibela Gus Dur dari beberapa kelompok yang akan membubarkan Syiah. Gus Dur juga selalu mengatakan bahwa Syiah itu adalah NU plus imamah dan NU itu adalah Syiah minus imamah. Bahkan beliau orang yang pertama di Indonesia yang bukan Syiah yang menggelar peringatan Asyura di Ciganjur,” kata salah seorang ulama Syiah Indonesia, Hasan Dalil, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Jumat,1/1).

    Namun demikian, kata Hasan Dalil, ada beberapa sikap Gus Dur yang mesti dikritisir termasuk keterlibatan dalam yayasan milik Israel. Menurut Pembina Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatul Ilmi ini, masalah Israel adalah masalah hitam putih yang bukan multitafsir.

    “Sikap Gus Dur sering multitafsir. Tapi berkaitan dengan Israel harus hitam putih. Israel itu menginjak-injak hak asasi manusia dan menjajah. Tentu hal ini sangat bertentangan dengan konstitusi tertinggi negara kita, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang melarang segala bentuk penjajahan. Kita kritik itu,” kata Hasan Dalil.

    Namun satu hal yang menarik dari Gus Dur, kata Hasan Dalil, tidak pernah marah dan tersinggung jika dikritik. Hasan Dalil pun punya kesan pribadi dengan Gus Dur.

    “Kita ulama Syiah datang pada beliau. Saya sebutkan pada beliau di kalangan atas elit dan intelektual, sudah memahami madzhab Ahlul Bait dan menghormati Ayatullah Imam Khomaini. Namun dikalangan sebagian NU di bawah ada yang masih berlaku keras pada kelompok Syiah. Saya contohkan peristiwa di Bangil. Ternyata Gus Dur langsung menelpon ulama NU Bangil dan memerintahkan untuk menjaga kelompok syiah dan mencegah segala bentuk kekerasan. Ini luar biasa,” kata Hasan Dalil.

    (Sumber tulisan: Dialog Sunni Syiah )

    http://syiahahlulbait.wordpress.com/2013/06/22/al-marhum-gus-dur-bicara-mengenai-syiah/

    BalasHapus
  2. orang syi'ah itu terlalu polos menangkap kalimat Gusdur coba perhatikan "syi'ah itu sama dengan NU minus Imamah" justru yg menjadi permasalahan mendasar antara Syiah dan kelompok Islam lain itu (suni) termasuk NU tentunya adalah konsep Imamah. Konsep Imamah inilah yg dianggap sesat oleh NU, artinya kalaupun ada praktek2 ibadah dari NU yg mirip Syi'ah tdk lantas menjadikan Syi'ah sama dg NU. Dengan bhs lain Gusdur memprotek NU agar jangan disamakan dg Syi'ah. itulah hebatnya Gusdur. Syi'ah bentrok dg siapa di smpang ? dg Muhammadiyah? Persis? Hizbut tahrir? jama'ah tabligh? bukan kan tetapi dg masyarakat NU. awas orang NU jangan terkesima dg peintiran orang syi'ah atas kata2 Gusdur

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus