Muhammadiyah telah jauh jauh hari menetapkan bahwa Idul Fitri 2011. Sementara itu Pemerintah dan NU masih menunggu sampai terselenggaranya sidang isbath yang sedianya dilaksanakan sore ini (Senin 29 Agustus 2011). Apa sih sebenarnya yang menyebabkan perbedaan dalam penetapan Idul Fitri 2011 ini?
"Berdasarkan hasil hisab tersebut maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Syawal 1432 H jatuh pada hari Selasa 30 Agustus 2011 Masehi," kata Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam rilis yang diterima detikcom, Minggu (28/8/2011).
Haedar menjelaskan : ijtimak menjelang Syawal 1432 H terjadi pada hari Senin 29 Agustus 2011 Masehi pukul 10:05:16 WIB. Tinggi hilal pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta menandakan hilal sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam hilal sudah berada di atas ufuk.
Sementara beberapa ahli rukyat menyatakan bahwa meskipun saat matahari terbenam senin sore 29 Agustus nanti, bulan sudah berada di atas ufuk namun belum mencapai ketinggian sudut 2 derajat sehingga jika diamati dengan mata telanjang belum terlihat.
Haedar menjelaskan : ijtimak menjelang Syawal 1432 H terjadi pada hari Senin 29 Agustus 2011 Masehi pukul 10:05:16 WIB. Tinggi hilal pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta menandakan hilal sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam hilal sudah berada di atas ufuk.
Sementara beberapa ahli rukyat menyatakan bahwa meskipun saat matahari terbenam senin sore 29 Agustus nanti, bulan sudah berada di atas ufuk namun belum mencapai ketinggian sudut 2 derajat sehingga jika diamati dengan mata telanjang belum terlihat.
Sudut Minimal Ketinggian Bulan di atas Ufuk
Mata manusia baru bisa melihat hilal (bulan sabit) pada saat matahari terbenam, jika ketinggian bulan di atas ufuk telah mencapai minimal 2 derajat. Jika kurang dari 2 derajat bulan sabit belum bisa terlihat mata telanjang disebabkan 2 hal utama:
Perbedaan Hasil Pengamatan Antara Indonesia Ujung Timur dan Barat
Ujung Timur dan Ujung Barat Indonesia memiliki beda posisi bujur sebesar 44 derajat. Hal ini menyebabkan hasil pengamatan di ujung timur dan di ujung barat indonesia menjadi berbeda sudut ketinggian bulan. Selisihnya bisa dihitung sebesar 44/360 X 12,5 derajat (besar sudut keterlambatan bulan terhadap matahari dalam 24 jam) lihat artikel rukyat. hasilnya adalah 1,527 derajat.
Artinya jika diasumsikan pengamat di ujung timur melihat hilal dengan ketinggian 0,5 derajat maka pengamat di Indonesia bagian paling barat akan melihat hilal pada ketinggian 0,5+1,527 = 2,027 derajat. Sehingga meskipun Indonesia sebagian besar wilayah indonesia belum tanggal 1 syawal tetapi wilayah paling barat sudah 1 syawal.
Mata manusia baru bisa melihat hilal (bulan sabit) pada saat matahari terbenam, jika ketinggian bulan di atas ufuk telah mencapai minimal 2 derajat. Jika kurang dari 2 derajat bulan sabit belum bisa terlihat mata telanjang disebabkan 2 hal utama:
1. selisih sudut yang kecil antara posisi matahari dan posisi bulan terhadap pengamat di bumi menyebabkan garis sabit bulan terlalu tipis sehingga sulit teramati
2. selisih sudut yang kecil itu pula membuat sinar matahari yang menerpa pengamat di bumi terlalu kuat jika dibandingkan dengan penampakan garis sabit bulan yang diamati.
Perbedaan Hasil Pengamatan Antara Indonesia Ujung Timur dan Barat
Ujung Timur dan Ujung Barat Indonesia memiliki beda posisi bujur sebesar 44 derajat. Hal ini menyebabkan hasil pengamatan di ujung timur dan di ujung barat indonesia menjadi berbeda sudut ketinggian bulan. Selisihnya bisa dihitung sebesar 44/360 X 12,5 derajat (besar sudut keterlambatan bulan terhadap matahari dalam 24 jam) lihat artikel rukyat. hasilnya adalah 1,527 derajat.
Artinya jika diasumsikan pengamat di ujung timur melihat hilal dengan ketinggian 0,5 derajat maka pengamat di Indonesia bagian paling barat akan melihat hilal pada ketinggian 0,5+1,527 = 2,027 derajat. Sehingga meskipun Indonesia sebagian besar wilayah indonesia belum tanggal 1 syawal tetapi wilayah paling barat sudah 1 syawal.
Islam sudah go internasional umat islam ada dibelahan bumi manapun. Mekah itukan pusat ibadah umat islam kenapa kita tidak jadikan acuan untuk penentuan penanggalan hijriyah, kan aneh Alloh satu, matahari satu, bumi satu dan bulanpun satu tapi dalam satu hari tanggal berbeda. Kita sudah gak bener kalau penentuan hari raya dikait-kaitkan dengan ekonomi
BalasHapussetuju dengan comment di atas..... sebaiknya ada penanggalan hijri internasional dan jadikan Makkah sbg epicentrum ummat Islam sedunia,niscaya akan satu tanggal. aneh saja, di Arab sudah idul fitri, kita kok belakangan. awam berkata: bukankah kita posisi lebih di timur drpd di Arab, artiya secara waktu lebih dulu. lg pula siapa dan apa dasarnya hilal hrs 2 drjat?
BalasHapus