Benarkah Seorang Muslim Tak Boleh Bersahabat dengan Non Muslim?

Benarkah Seorang Muslim Tak Boleh Bersahabat dengan Non Muslim?  Foto disamping memperlihatkan seorang muslimah membawa  buku Islam dan seorang temannya yang membawa buku kristen tampak sedang ceria memperbincangkan (sharing) mengenai ajaran agama masing masing. Benarkah keadaan demikian ini tak mungkin terjadi atau sebaliknya malah sangat mungkin terjadi? jadi Benarkah Seorang Muslim Tak Boleh Bersahabat dengan Non Muslim?


1. Distorsi Penterjemahan Ayat Quran Tentang "sahabat" versus " wali/auliya"



Ada beberapa ayat  Quran yang membahas masalah ini :

"Wahai orang orang yang beriman janganlah kalian jadikan musuhKu dan musuhmu sebagai teman setia,...."  (Al Mumtahanah ayat 1)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.  (QS  AL MAA-IDAH : 51)


Memang masih banyak ayat lainnya, tetapi coba perhatikan frasa yang digarisbawahi (teman setia & pemimpin), kemudian buka quran dan cari kata asli arabnya. Disana dituliskan "auliya" bukan "shahabat" bukan pula "ikhwan". Dan ternyata semua ayat yang menjelaskan diharamkannya "pertemanan" terhadap non muslim, kata yang dipakai adala "auliya"

Pengertian "auliya" biasanya difahami dengan mudah oleh orang indonesia ketika diterjemahkan dengan kata "wali". Coba perhatikan ayat berikut:

,” Hai orang orang yang beriman,janganlah kamu mengambil orang orang kafir menjadi wali, dengan meninggalkan orang orang mukmin.Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah untuk ( menyiksamu)”. (nisa 144)

” janganlah orang orang mukmin mengambil orang orang kafir menjadi wali, dengan meninggalkan orang orang mukmin.Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah" (Ali Imran 28)

Bahkan disebutkan secara eksplisit bahwa seorang mukmin itu wali nya hanyalah Allah :

“Allah adalah wali (penolong) orang-orang yang beriman” (Al Baqarah: 257), “Sesungguhnya wali (penolong) ku adalah Allah” (Al A’raf: 196)

Artinya yang dilarang bukanlah pertemanan yang lazim terjadi diantara temen temen kita di SMA atau di masa kuliah.  Penterjemahan menjadi kata "teman setia" tetaplah harus mengacu pada pengertian wali dalam beberapa ayat lainnya. Kata wali haruslah meliputi pengertian: pemimpin, penolong, yang diandalkan, becking, yang dipasrahi urusan, tempat kita menyerahkan semua penyelesaian masalah, dst"

2. Distorsi pemahaman "Kafir" , "Yahudi" dan "Nasrani"





Share on Google Plus

About Adil Muhammadisa

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar